Senyuman (2)

Tanpa kata, tanpa suara Senyumanmu lebih bermakna Bercerita pada dunia Tentang apa yang kau rasa Sinergi otot muka Yang menyirnakan duka Saat sanubarimu meraih asa Tentang apa yang kau cita Senyumanmu menyejukkan jiwa Menjawab rinduku sejak lama Sejak kita berjumpa.

Ibu

Andai waktu itu Telah kudengar untaian kata "Menua bersamamu" Tentu aku rekam itu dalam jiwa Andai waktu itu Tak terlambat kumenyadarinya Ku 'kan terus berperilaku Yang membuatmu bahagia Tapi waktu tak kan terulang Hanya penyesalan yang datang Biarlah engkau pergi dengan tenang Dan ku 'kan s'lalu mengenang Bertahan dan berjuang Untukmu ibu yang kusayang.

Bulan Mei

Bulan ini, bulan mei Bisa jadi, bulan yang njelehi Bisa jadi, bulan penuh hepi Tugas yang seakan tak bertepi Tapi juga hidup yang penuh terberkati Bulan ini, bulan Mei Bulan yang penuh mimpi Bulan yang penuh harapan tinggi Meraih cita dan cinta di hati Bulan ini, bulan Mei Kuperjuangkan setengah mati Hari demi hari Demi... Continue Reading →

Not Mine

A day to remember When we were together We did share our problems Tried to o'ercome them But we took our own path Better than we got wrath Then i kissed you goodbye You're not anymore mine

Terima kasih

Untuk setiap teguran Untuk setiap peringatan Hajaran dan didikan Bapa, terima kasih Untuk setiap tuntunan Untuk setiap bimbingan Dan setiap penyertaan Bapa, terima kasih. Untuk setiap harapan Untuk setiap permohonan Doa dan jawaban Bapa, terima kasih.

Senyuman

Aku berjalan dalam lorong kesunyian Menuju ujung bernama diam Seberkas cahaya terangi jalanku Cahaya bernama senyuman Namun, terlampau terang cahaya itu Membutakan hati dan pikiran. Menuntunku kah terang cahayamu Ke ujung lorong penuh bisu? Atau Silaukah aku hingga terpukau terpaku Duduk, termenung, diam?

Nongkrong

Nongkrong Ga bikin kantong bolong Ga bikin dompet kosong Kalo cuma ngomong-ngomong Nongkrong Kadang cuma bilang bo'ong Biar kelihatan sedikit songong Dan semua orang bengong

Nabung

Kata simbok Aku harus nabung Ga banyak pergi ke warung Biar utang simbok cepet rampung Biar bisa bikin gedung Di tengah kampung Simbok kujawab Apa yang ditabung? Uang di dompet cepet kabur Padahal sering lembur Capekku ga terukur Tapi, Aku memang harus nabung Paling ga, buat sewa gedung Di pinggir kampung Agar kami tak lagi... Continue Reading →

Ayah

Engkau menara gagah Yang tak pernah goyah Berjuang susah payah Agar aku pergi sekolah Walau dikau tak punya ladang sawah Engkau berkarya tanpa lelah Tak kenal kata menyerah Ayah, Semangatmu tak pernah patah Terlukis jelas di dalam wajah Dan setuap aliran darah Yang tak pernah jengah Menggelorakan berbagai falsafah Agar kelak aku menjadi amanah Menjadi... Continue Reading →

Blog at WordPress.com.

Up ↑